Air Terjun Kedunggupit

Kamis, 12 Maret 2015

Kisah Renungan Penjual Gorengan


http://kisahceritacintaseptyasavindra.blogspot.com
Kisah Renungan Penjual Gorengan

Banyak "kisah renungan" atau suatu motifasi dari sekitar kita,sudah berbuat baikkah kita hari ini,or sudah berapa kebaikan yang kita tabung hari ini,becouse ini sangat penting,kebaikankan membawa kebaikan pula untuk kita personal atau untuk orang lain di sekitar kita.


dalam kisah renungan ini akan mengambil sciense seorang pedagang kaki lima,di sekitar jakarta timur.kisah cerita di bawah ini adalah contoh insfiratis berbuat baik tak harus menunggu orang lain lebih dulu berbuat baik pada kita. 

"Penjual gorengan" bernama Lasito asalnya dari kabupaten brebes dia punya kebiasaan menyisakan buntut singkong goreng yang tak terjual sebelum pulang ke rumah, dia selalu memberikan sisa gorengan tersebut pada seorang bocah yang sering bermain di sekitar dia tempatnya mangkal.

Dengan sabar dia selalu malayani pembeli dengan ramah dan selalu senyum.itu yang di ingat oleh orang - orang tanpa terasa sudah dua puluh empat tahun Lasito menjalani bisnis jual gorengannya tanpa ada perubahan yang berarti masih mangkal di tempat yang sama dengan omset penjualan yang tidak berubah pula suatu hari datang seorang pria dengan penampilan elegan dan membawa mobil mewah berhenti di depan gerobaknya sambil bertanya,

”Ada gorengan buntut singkong Bang?”  
“Kagak ada mas! Yang ada pisang sama singkong goreng”, balas Lasito 
“Saya kangen ama buntut singkongnya dulu waktu kecil dan ketika ayah saya baru meninggal tidak ada yang membiayai hidup saya teman-teman mengejek saya karena tidak bisa beli jajan saya waktu itu mondar mandir di depan gerobak abang, lalu abang memanggil saya dan memberi sepotong buntut singkong goreng,” ujar pria itu. 
Lasito terperangah, dia tidak mengira sepotong buntut singkong yang biasanya dibuang, bisa membuat pria itu mendatanginya dengan keadaan yang benar-benar berbeda.  
“Yang saya berikan dulu itukan cuma buntu singkong Kenapa kamu masih ingat sama saya?” tanya penjual gorengan itu penasaran  
“Abang tidak sekedar memberi saya buntut singkong, tapi juga kebahagiaan,” papar pria itu. 
Sesuatu yang dianggap remeh, tapi baginya hal itu membuat sangat bahagia sehingga ia berjanji suatu saat akan membalas budi baik penjual gorengan itu. 
“Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Abang tapi, saya ingin memberangkatkan Abang berhaji semoga Abang bahagia,” 
Lasito penjual gorengan itu tak percaya dengan apa yang di dengarnya,setelah itu dia pulang 
dan masih memikirkan apa yang terjadi saat di pangkalan tadi,sesampainya di rumah dia hanya bengong memikirkan omongannya laki - laki itu ,tanpa sadar dia menepuk pipinya dan dia merasakan sakit berarti dia tidak sedang bermimpi.

Hingga pada suatu saat orang itu datang langsung ke tempat tinggal Lasito sebuah kontrakan  kumuh rumah semi permanen dan tanahnya juga masih milik pemda DKI yang setiap saat bisa di gusur,dia datang bersama anak dan isterinya,memberitahukan bahwa Nama Lasito sudah di daftarkan untuk berangkat haji.

Lasito kaget berarti omongannya laki - laki itu benar,dengan mimik masih tak percaya tetep saja air mata lasito tak terbendung dan sembah sujud bahagia,berarti bukan tukang bubur saja yang bisa naik haji,tapi tukang gorengan keliling juga ada dalam sejarah naik haji,

Sungguh mengharukan cerita dalam renungan ini,inikah balasan dari bersedekah gorengan buntut singkong.


Pada intinya bukan gorengan buntut singkong,akan tetapi dari niat ikhlas baiknya memberikan barang or makanan,sekecil apapun itu perbuatan pasti akan mendapat imbalannya, sebesar apa itu imbalan yang akan kita terima hanya Allah yang maha tahu...
#Becouse kita berbuat baik bukan untuk pamrih tetapi itu sudah suatu keharusan#

0 komentar :

Posting Komentar