Kisah Renungan Arti Sebuah Kesabaran |
Banyak anak – anak berusia remaja kurang memahami, kurang mengerti apa itu arti sebuah kesabaran ,because mereka masih labil dalam berfikir untuk mencerna suatu hal ego mereka yang masih di kedepankan, banyak buku or tutorial blog yang memuat banyak cerita kisah renungan or kisah insfirasi untuk kita bisa memahami.
Pada suatu sore saat langit cerah namun teduh, dengan angin bertiup semilir, di
halaman sebuah rumah dengan taman penuh tanaman , seorang ayah yang telah
lanjut usia dan anak laki - lakinya yang masih muda tampak sedang duduk
dibangku taman bersantai sambil menikmati suasana sore.
Sedangkan sang anak asyik membaca koran, sedang sang ayah hanya diam memandangi tanaman ketika tiba-tiba seekor burung gereja hinggap di dahan tanaman, ia bertanya kepada anaknya,
Sedangkan sang anak asyik membaca koran, sedang sang ayah hanya diam memandangi tanaman ketika tiba-tiba seekor burung gereja hinggap di dahan tanaman, ia bertanya kepada anaknya,
Nak, apakah itu?
Setelah melihat sejenak
kearahburung yang hinggap itu sang anak menjawab ringan,
Itu burung Gereja yah, kemudian ia melanjutkan membaca koran.
Sang ayah melihat kearah
burung itu lagi kemudian bertanya kembali,
Apa itu nak?
Sudah aku katakan burung
gereja yah, jawab si anak dengan nada sedikit kesal.
Sang ayah masih memandangi
burung gereja tersebut, yang tak lama kemudian terbang dan hinggap kembali di
tanah disisi lain dari halaman tersebut dengan pandangan yang masih lekat pada
burung itu kembali sang ayah bertanya,
Itu apa sih nak?
Burung gereja ayah . . burung
gereja . . jawab sang anak yang kesal,G . . E. . R. . E. . J..A! lanjut sang anak
sambil mengeja dengan marah.
Sang ayah yang masih ragu
dengan penglihatannya yang mulai agak rabun, bertanya kembali,
Apakah itu?
Kali ini si anak benar-benar
kesal dengan nada keras ia menjawab,
Mengapa ayah menanyakan ini
terus - menerus? Bukankah sudah berulang kali kukatakan bahwa itu burung gereja
. . tidak bisakah engkau mengerti!!
Mendengar hardikan si anak, sang ayah yang merasa sakit hati
kemudian bangkit dari duduknya untuk masuk ke dalam rumah.
Mau kemana? tanya sang anak.
Sang ayah tak menjawab hanya
memberikan isyarat tangan yang berarti " sudahlah, dan melanjutkan
langkahnya ke dalam rumah dengan langkah gontai dan hati yang sedih.
Sang anak biar kesal
menyadari bahwa ia tidak sepantasnya membentak ayahnya yang telah lanjut usia
tapi peristiwa tadi memang sungguh membuatnya kesal dan menghilangkan selera
untuk meneruskan membaca koran.
Saat si anak masih termanggu,
sang ayah kembali sambil membawa sebuah buku yang ternyata adalah buku
hariannya sang ayah duduk kembali disebelah anaknya, sambil membolak-balik
halaman buku seperti mencari sesuatu.
Setelah ketemu halaman buku yang dicarinya ia sodorkan buku harian tersebut ke tangan anaknya, sambil menunjuk bagian yang ia ingin agar anaknya membacanya.
Setelah ketemu halaman buku yang dicarinya ia sodorkan buku harian tersebut ke tangan anaknya, sambil menunjuk bagian yang ia ingin agar anaknya membacanya.
Sang anak menerima buku
harian itu dan melihat bagian yang ditunjukkan oleh ayahnya sebelum ia mulai
membaca ayahnya berkata,
Yang keras nak, ia ingin agar anaknya membaca buku hariannya dengan suara yang dapat terdengar jelas.
Yang keras nak, ia ingin agar anaknya membaca buku hariannya dengan suara yang dapat terdengar jelas.
Hari ini putraku yang paling
kecil, yang 2 hari yang lalu genap berusia 3 tahun Sang anak mulai membaca,
Sedang duduk bersamaku di
bangku taman . . ketika tak lama
kemudian ada seekor burung gereja yang hinggap dihadapan kami
Putraku bertanya hingga 25
kali padaku . . apakah itu?
Aku jawab sebanyak 25 kali
sebanyak ia bertanya, bahwa itu adalah burung gereja
Aku selalu memeluknya dengan
rasa sayang setiap kali ia bertanya dan mengulangi pertanyaannya
Sekali lagi dan lagi . .
Tanpa sedikitpun ada rasa kesal, karena ia adalah putra kecilku dengan wajah tanpa dosa dan dengan rasa ingin tahu nya sangat besar, aku malah merasa bahagia dan senang"Sampai disitu si anak berhenti membaca, apa yang barusan dibacanya bukan hanya membuatnya menyadari kesalahannya, tapi membuatnya sungguh menyesal telah memperlakukan ayahnya seperti tadi.
Sang anak terdiam, lalu ia
memandang ayahnya sejenak, dengan mata berkaca-kaca menahan tangis ia memeluk
dan mencium kening ayahnya.
Meskipun tidak ada kata -
kata apapun yang terlontar dari mulut anaknya, sang ayah tahu bahwa putra
kesayangannya telah menyadari kesalahannya, ciuman dan pelukan eratnya adalah
tanda permintaan maaf darinya sang ayahpun tersenyum bahagia suasana sore yang
indah menjadi terasa semakin indah.
NB betapa seorang ayah ternyata memiliki kesabaran yang besar dalam mendidik dan membesarkan anak - anaknya, semoga anda bisa terinspirasi menjadi ayah yang sabar atau pun menjadi anak yang mau menghargai sosok seorang ayah yang sabar kasih sayang orang tua tak minta sebuah pamrih.
Refrensi :banyak blog...
0 komentar :
Posting Komentar