Kopi untuk Meraih Kemakrifatan |
Ini hanya candaan ala warung kopi yang kali ini mengambil tajug meraih kemakrifatan. candaan ala warkop bebas yang pola dan tajug bahasannya biasa apa saja yang penting segelas kopi dan sebatang rokok, terkadang bisa para bapak pejabat yang habis di pelonco, trio warkop ini.
Wajah dulkamdi kelihatan suram seperti mendung. gigi geraham nya terkatup erat menahan amarah.sementara itu kang sholeh senyum senyum sendiri di sudut kedai cak san.
" isi dunia ini kok nggak selesai-slesai,"kata Pardi yang tiba - tiba masuk mengejutkan kang soleh dan Dulkamdi.
" sudah tahu kok masih bertanya" sergah kang sholeh.
" kamu ini bisanya cuma ngritik saja Di",tambah dulkamdi, merasa tersindir oleh ucapan Pardi.
"memang ucapanku saya itu menyinggung perasaan kamu, Dul?"
"bukan menyinggung, tetapi juga menikam...
"laaadaalaaa...., Alhamdulillah kalau begitu Dul. Berarti apa yang saya ucapkan, kan benar.
"benar, memang, tapi salah!
"salah bagai mana?
"yo ngono neng ora ngono
ketiga orang itu serentak meledak tawanya.
"apa sih yang aku pikirkan? coba tyebak!
"paling kamu mmikirkan utang utangmu ,yaa?
"utang ndasmu atos iku. Saya sedang berfikir keras soal - soal besar,Di. Walaupun saya anak kampung,kalau fikiran saya
menjangkau dunia ini kamu mau apa?
"itu namanya cecak nguntal kendang, Dul. Mbok yo ryumongso kamu itu, ..
"walah bicara sama makelar itu ya begitu begitu saja.
"apa sih yang kamu fikirkan?
"saya sedang berfikir,mengapa orang orang kota, yang menamakan dirinya gerakan islam itu lo.., Di.
kenapa hanya senang dengan gambar gambar, simbol- simbol, atau hanya kelihatan kulitnya saja. Perasaan mereka sudah yang paling islam dan yang paling benar.
"whooo kalo sual itu biarlah,Dul. Memang allah masih menakdirkan mereka berfikir seperti itu, kok.
Dulkamdi menghela nafas panjang, mendengar jawaban Pardi seperti itu. Sedang kan kang sholeh membenarkan ucapan Pardi tadi. Sembari kang sholeh mengutip beberapa kalimat para sufi tentang tingkat tingkat makrifat ke pada allah.
"orang makrifat itu, ya, padatahap mulanya hanya tahap makrifat asma'di mana seorang hambaallah baru mengenal allah melalui asma'-Nya. Kemudian dia fana'dalam asma' tersebut.
tahap berikutnya manusia itu mengalami makrifat sifat, yaitu peleburan sifat sifat hamba atas sifat sifat illahi, sehingga secara terus menerus ia memandangsifat sifat illahi itu bermanifestasi dalam gerak gerik jagad makhluk ini, baik lahir maupun batin. Berikutnya makrifat af'al, di mana sang hamba melihat perbuatan perbuatan allah yang menggerakan seluruh gerakan makhluk ini,dan si hamba tadi melihat allah di setiap gerakan jagad ini. terakhir ada makrifat Zat, ketika zat allah di lihat nya melalui mata hatinya..
Mendengar aforisma kang sholeh itu, Dulkamdi sedikit terjengak. ia mencoba bersinergi dengan fakta fakta pemahaman keislaman orang orang indonesia. bisa saja kemudian , tahap pemahaman keislaman manusia indonesia juga seperti itu. Ada yang memahamiislam tingkat asma'.
adapula yang sudah sampai tingkat sifat, ada lagi yang sudah sampai tingkat af'al,. begitu pula , bahkan, ada yang pada tahap zat.
"wah, ini tesis baru, kang. Kalau saya kuliah besok ,pasti saya kan buat penelitian melalui pendekatan sufistik ini.siapa tahu, segalanya kembali pada pencerahannya.
"iya, Dul, mumpung kamu belum nikah, kamu punya peluang besar untyuk itu, timpal kang sholeh.
"kalau saya,Dul, tambah Pardi, akan saya aktualisasikan dalam dunia makelar, Siapa tahu Dul, saya akan bisa menjadi pialang sufi, broker sufi, dan saya akan mulai dari makelar sepeda pancal di pasar krempyeng.
"wah wah kita kita sudah gila ya, Di?
"memang kita kita sudah gila kok
"jadi kamu akan memulai serius membangun dunia makelar secara sufistik!
"Serius Dul, coba, kata kang sholehtadi ada sejumlah jenis makrifat, saya kira nanti, dunia manajemen juga ada seperti itu. ada manajemen asma', ada manajemen sifat, ada manajemen af'al, dan ada manajemen zat.
"wah, kamu lerbih gila, Di!, asal jangan gluduknya saja, nggak ada hujannya.
"yaa, saya sudah waleh dengan omong kosong, gludug berbunyi, hujannya tak ada, tapi itu kan nyata kata penyanyi !mendung belum tentu ada hujan..ha..ha..ha...
0 komentar :
Posting Komentar